Wahai Anakku..
Wahai anakku....
Sesungguhnya Rabbmu mengetahui apa yang kamu betikkan dalam hatimu, dan DIA mengetahui apa yang engkau ucapkan dengan lisanmu, dan DIA melihat terhadap segala amalanmu, maka bertakwalah kamu kepada ALLAH wahai anakku, dan berhati-hatilah kamu terhadap pengawasan-NYA pada saat kamu dalam keadaan yang tidak diridhai oleh-NYA.
Hati-hatilah kamu dari kemurkaan Rabbmu, yang mana DIA lah yang telah menciptakanmu dan memberikan rezki kepadamu serta yang telah mengaruniai kamu akal yang dapat kamu gunakan didalam kehidupanmu.
Bagaimana perasaanmu ketika bapakmu melihat dirimu dalam keadaan melanggar perintahnya?
Apakah kamu tidak khawatir nantinya bapakmu akan menghukummu?
Maka jadikanlah perasaanmu sama seperti itu (bahkan lebih) kepada ALLAH, karena DIA dapat melihat dirimu disetiap kesempatan yang kamu tidak dapat melihat DIA! Maka janganlah kamu anggap enteng pada perkara apapun juga yang kamu telah dilarang darinya!
Wahai anakku....
Sesungguhnya Rabbmu sangat dahsyat murka-NYA, siksa-NYA teramat pedih, maka hati-hatilah kamu wahai anakku, dan takutlah kamu terhadap kemurkaan-NYA, dan janganlah kamu terlena oleh kasih sayang Rabbmu dan sesungguhnya ALLAH menangguhkan (siksa-NYA) bagi orang yang berbuat dzalim, sampai-sampai jika DIA menyiksa orang tersebut, niscaya DIA tidak akan melepaskannya.
Wahai anakku....
Sesunguhnya di dalam ketaatan kepada ALLAH ada kelezatan dan kebahagiaan yang tidak akan dapat dirasakan kecuali dengan mencobanya.
Maka, wahai anakku....
Pergunakanlah ketaatan kepada ALLAH sebagai bahan ujian pada setiap harinya supaya engkau dapat merasakan kelezatan, dan supaya engkau dapat merasakan kebahagiaan ini, niscaya kamu dapat mengetahui keikhlasan dirku di dalam menasehatimu.
Wahai anakku....
Sesungguhnya engkau akan mendapati rasa berat hati di dalam ketaatan kepada ALLAH pada pertama kalinya, maka pikullah beban berat ini, dan bersabarlah padanya, sampai ketaatan tersebut engkau rasakan menjadi rutinitas yang dapat dijinakkan.
Wahai anakku....
Lihatlah kepada dirimu ketika dulu kamu berada di bangku (sekolah); kamu belajar membaca dan menulis, dan kamu diperintahkan supaya menghafal Al-Qur'anul Karim dengan mendiktekannya.
Bukankah kamu dulu disana benci terhadap bangku (sekolah) serta gurunya, dan kamu berangan-angan supaya cepat berakhir?
Nah, pada hari ini kamu telah mencapai kedudukan yang mana kamu dapat mengetahui faedah kesabaran dalam belajar di bangku (sekolah), dan engkau telah tahu bahwa pengajarmu dulu berusaha untuk kebaikan dirimu.
Maka, wahai anakku....
Dengarkanlah nasehatku, dan bersabarlah di atas ketaatan kepada ALLAH sebagaimana engkau sabar dalam belajar di bangku (sekolah), niscaya nanti engkau akan mengetahui faedah dari nasehat ini, serta akan tampak jelas bagimu apabila hidayah telah membantu untuk beramal dengan nasehat Ustadzmu.
Wahai anakku....
Janganlah kamu sekali-kali beranggapan bahwa bertakwa kepada ALLAH adalah shalat, puasa, dan semisalnya dari berbagai ibadah (yang lahir) saja. Bahwa sesungguhnya bertakwa kepada ALLAH mencakup segala sesuatu, maka bertakwalah kamu kepada ALLAH pada (hak-hak) saudara-saudaramu, janganlah kamu sakiti salah seorang dari mereka; dan bertakwalah kamu kepada ALLAH pada (hak-hak) negerimu, janganlah kamu khianati dia dan jangan kamu biarkan musuh menguasainya; serta bertakwalah kamu pada (hak-hak) dirimu, janganlah kamu sia-siakan waktu sehatmu dan janganlah kamu berperilaku kecuali perilaku yang mulia.
Wahai anakku....
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda:
"Bertakwalah kamu dimanapun kamu berada, dan iringilah kejelekan itu dengan kebaikan, niscaya (kebaikan tersebut) akan menghapusnya, dan pergaulilah orang-orang dengan akhlak yang baik." (HR. Ahmad, Tirmidzi dan Al-Hakim dengan sanad yang hasan)
"Ya Rabbku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat; ya Rabb kami, perkenankanlah doaku." (QS. Ibrahim [14]: 40)
"Ya Rabbku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat ENGKAU yang telah ENGKAU berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang ENGKAU ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada ENGKAU dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri." (QS. Al Ahqaaf [46]: 15)
Amiin
Sesungguhnya Rabbmu mengetahui apa yang kamu betikkan dalam hatimu, dan DIA mengetahui apa yang engkau ucapkan dengan lisanmu, dan DIA melihat terhadap segala amalanmu, maka bertakwalah kamu kepada ALLAH wahai anakku, dan berhati-hatilah kamu terhadap pengawasan-NYA pada saat kamu dalam keadaan yang tidak diridhai oleh-NYA.
Hati-hatilah kamu dari kemurkaan Rabbmu, yang mana DIA lah yang telah menciptakanmu dan memberikan rezki kepadamu serta yang telah mengaruniai kamu akal yang dapat kamu gunakan didalam kehidupanmu.
Bagaimana perasaanmu ketika bapakmu melihat dirimu dalam keadaan melanggar perintahnya?
Apakah kamu tidak khawatir nantinya bapakmu akan menghukummu?
Maka jadikanlah perasaanmu sama seperti itu (bahkan lebih) kepada ALLAH, karena DIA dapat melihat dirimu disetiap kesempatan yang kamu tidak dapat melihat DIA! Maka janganlah kamu anggap enteng pada perkara apapun juga yang kamu telah dilarang darinya!
Wahai anakku....
Sesungguhnya Rabbmu sangat dahsyat murka-NYA, siksa-NYA teramat pedih, maka hati-hatilah kamu wahai anakku, dan takutlah kamu terhadap kemurkaan-NYA, dan janganlah kamu terlena oleh kasih sayang Rabbmu dan sesungguhnya ALLAH menangguhkan (siksa-NYA) bagi orang yang berbuat dzalim, sampai-sampai jika DIA menyiksa orang tersebut, niscaya DIA tidak akan melepaskannya.
Wahai anakku....
Sesunguhnya di dalam ketaatan kepada ALLAH ada kelezatan dan kebahagiaan yang tidak akan dapat dirasakan kecuali dengan mencobanya.
Maka, wahai anakku....
Pergunakanlah ketaatan kepada ALLAH sebagai bahan ujian pada setiap harinya supaya engkau dapat merasakan kelezatan, dan supaya engkau dapat merasakan kebahagiaan ini, niscaya kamu dapat mengetahui keikhlasan dirku di dalam menasehatimu.
Wahai anakku....
Sesungguhnya engkau akan mendapati rasa berat hati di dalam ketaatan kepada ALLAH pada pertama kalinya, maka pikullah beban berat ini, dan bersabarlah padanya, sampai ketaatan tersebut engkau rasakan menjadi rutinitas yang dapat dijinakkan.
Wahai anakku....
Lihatlah kepada dirimu ketika dulu kamu berada di bangku (sekolah); kamu belajar membaca dan menulis, dan kamu diperintahkan supaya menghafal Al-Qur'anul Karim dengan mendiktekannya.
Bukankah kamu dulu disana benci terhadap bangku (sekolah) serta gurunya, dan kamu berangan-angan supaya cepat berakhir?
Nah, pada hari ini kamu telah mencapai kedudukan yang mana kamu dapat mengetahui faedah kesabaran dalam belajar di bangku (sekolah), dan engkau telah tahu bahwa pengajarmu dulu berusaha untuk kebaikan dirimu.
Maka, wahai anakku....
Dengarkanlah nasehatku, dan bersabarlah di atas ketaatan kepada ALLAH sebagaimana engkau sabar dalam belajar di bangku (sekolah), niscaya nanti engkau akan mengetahui faedah dari nasehat ini, serta akan tampak jelas bagimu apabila hidayah telah membantu untuk beramal dengan nasehat Ustadzmu.
Wahai anakku....
Janganlah kamu sekali-kali beranggapan bahwa bertakwa kepada ALLAH adalah shalat, puasa, dan semisalnya dari berbagai ibadah (yang lahir) saja. Bahwa sesungguhnya bertakwa kepada ALLAH mencakup segala sesuatu, maka bertakwalah kamu kepada ALLAH pada (hak-hak) saudara-saudaramu, janganlah kamu sakiti salah seorang dari mereka; dan bertakwalah kamu kepada ALLAH pada (hak-hak) negerimu, janganlah kamu khianati dia dan jangan kamu biarkan musuh menguasainya; serta bertakwalah kamu pada (hak-hak) dirimu, janganlah kamu sia-siakan waktu sehatmu dan janganlah kamu berperilaku kecuali perilaku yang mulia.
Wahai anakku....
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda:
"Bertakwalah kamu dimanapun kamu berada, dan iringilah kejelekan itu dengan kebaikan, niscaya (kebaikan tersebut) akan menghapusnya, dan pergaulilah orang-orang dengan akhlak yang baik." (HR. Ahmad, Tirmidzi dan Al-Hakim dengan sanad yang hasan)
"Ya Rabbku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat; ya Rabb kami, perkenankanlah doaku." (QS. Ibrahim [14]: 40)
"Ya Rabbku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat ENGKAU yang telah ENGKAU berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang ENGKAU ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada ENGKAU dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri." (QS. Al Ahqaaf [46]: 15)
Amiin
Comments